Ahmad Rifaie Al Ahmadi Idrisi: Kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dengan Syaitan


Search This Blog

Kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dengan Syaitan

Kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dengan Syaitan

Syaikh 'Abdul Qadir Al-Jailani ra. berkata, Dalam salah satu pengembaraanku, aku pernah merasa kepanasan yang hebat sampai hampir mati kehausan. Tiba-tiba awam hitam melindungiku dan angin dingin berhembus ke arahku sampai-sampai nyaris mengalir air liurku. Selanjutnya aku mendengar suara memanggilku, "Hai 'Abdul Qadir, aku adalah tuhanmu." Aku bertanya kembali, "Adakah Engkau Allah, yang tidak ada tuhan selain diri-Mu?" Lalu terdengar panggilan buat kali keduanya, "Hai 'Abdul Qadir, aku adalah tuhanmu, dan telah kuhalalkan bagimu segala apa yang kuharamkan atas dirimu." Maka aku berkata, "Pendusta! Engkau tak lain hanyalah syaitan!" Tiba-tiba awam hitam itu hilang, sementara aku mendengar suara dari belakangku, "Hai 'Abdul Qadir, engkau selamat dariku kerna ilmu fiqh dalam agama yang kau miliki. Ketahuilah bahwa aku berhasil menipu tujuh puluh orang dengan cara ini."

Kemudian ditanyakan kepada Syeikh 'Abdul Qadir Al-Jailani, "Bagaimana engkau tahu bahawa dia adalah syaitan?" Dia menjawab, "Dari perkataannya, '...telah kuhalalkan bagimu segala apa yang kuharamkan atas dirimu,' sebab sepeninggalnya Rasulullah saw tidak ada lagi penghalalan atau pengharaman."

Di samping itu, Syeikh 'Abdul Qadir mengetahui bahwa dia adalah syaitan kerana ia berkata, "Aku adalah tuhanmu," dan bukan, "Aku adalah Allah." Kata 'Rabb' bermakna luas dan dapat dipakai dalam berbagai segi, misalnya, rabb ad daar, rabb al maal. Sedangkan lafazh Jalalah adalah khusus bagi Allah yang Maha Pencipta, sehingga iblis tidak dapat berkata-kata dengan lafazh Jalalah.

Berdasarkan ini, Ibnu Taimiyyah berkata, "Tidaklah agung Syeikh 'Abdul Qadir Al Jailani kecuali karena pandangannya tentang qadar dan kisahnya dengan setan."

Kata Ibnu Taimiyyah selanjutnya, "Syaikh 'Abdul Qadir dan tokoh-tokoh syeikh semacamnya pada zaman mereka memerintahkan berdasarkan syari'at tentang perintah dan larangan, mendahulukannya daripada perasaan dan kehendak peribadi, serta merupakan syeikh yang paling agung dalam memerintahkan untuk meninggalkan hawa nafsu dan kehendak jiwa."

Kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dengan SyaitanSocialTwist Tell-a-Friend

0 comments:

Popular Posts

Segala bahan bacaan disini adalah untuk umum dan HAK CIPTA ITU MILIK ALLAH SEMUANYA. Anda boleh ambil sebagai bahan rujukan ataupun bahan posting di blog-blog atau website anda TANPA PERLU MEMBERI SEBARANG KREDIT KEPADA BLOG INI.